Alpukat, siapapun tahu, dan rasanya yang gurih ternyata sampai menyebrang ke negeri - negeri di Eropa.
Alpukat saat ini bukan hanya menjadi buah tropis yang populer di dalam negri, tapi juga sudah merambah dunia luar. Mungkin, selain rasanya yang enak, berbagai kandungan vitamin di dalamnya turut mengundang perhatian para pencinta buah tropis.
Sayang, pasukan buah ini masih terbatas, untuk kebutuhan dalam negri saja masih banyak kurang, apalagi bila memenuhi kebutuhan masyarakat luar. Belum lagi, varietas yang ditanam belum terlalu banyak, sehingga pilihannya masih sedikit.
Untuk alpukat yang saat ini mulai banyak permintaan dan mulai banyak ditanam, umumnya alpukat hass dan wina, varietas yang berasal dari Australia, atau alpukat Hawaii dan Florida, yang berasal dari USA. Namun, varietas miki dan mentega serta YM, dari dalam negri tak kalah bersaing untuk ukuran buah sedang.
Kami mengembangkan dan mendorong para petani untuk menanam alpukat. Bila dibanding tanaman lain yang butuh perawatan intensif, alpukat lebih menjanjikan dan bisa hampir tanpa perawatan. Sehingga menanam alpukat sama saja dengan menanam investasi untuk mendapatkan pasif incame dikemudian hari.
Seorang dosen laboratorium tanah pernah menanam varietas hawaii sekitar 7 tahun lalu. Tahun 2015 berbuah, dia jual buahnya dengan harga Rp. 50.000 per butir dengan berat 1~2Kg. Dan tahun berikutnya dia sempat jual dengan harga mencapai Rp. 100.000 per butirnya. Bila Setahun alpukat berbuah dua kali, dan minimal dijual 100 butir saja, maka dalam setahun bisa menjual sebanyak 200 butir minimal Rp. 50.000.
Kalau untuk sekala hobi saja, alpukat ini sudah bisa dijadikan pasif incame, bagaimana bila kita mulai mengebunkannya sekitar 10 pohon? Rasanya cukup untuk biaya hidup seorang pensiunan.